Namun, berkat dan kutukan karena memiliki muka sangat cantik atau tampan sudah lama menjadi perhatian dunia psikologi. Apakah mereka yang bermuka simetris sempurna dan yang bertubuh sangat menawan memang terus hidup dipuji-puji, ataukah kadang-kadang lebih baik jadi orang yang bermuka biasa-biasa saja?
Di tingkat yang paling dangkal, kecantikan mungkin dianggap membawa banyak keuntungan: kita melihat seseorang yang bermuka menawan, dan pikiran bawah sadar kita menghubungkannya dan menyimpulkan bahwa mereka sudah pasti diuntungkan juga dalam hal-hal lain.
Untuk para psikolog, hal ini disebut sebagai pendekatan praktis.
Pendapatan lebih tinggi
Menurut bukti-bukti yang ada, ‘gelembung busa’ ini memang kenyataan. Dalam dunia pendidikan misalnya, seseorang telah menemukan begitu banyak penelitian yang menunjukkan pelajar yang bermuka lebih cantik atau tampan -baik di sekolah maupun universitas- cenderung dinilai oleh para guru sebagai orang yang lebih kompeten dan pandai hal tersebut tercermin dalam nilai yang diberikan kepada mereka.
Di tempat kerja, muka yang indah memang dapat menjadi pembawa rezeki. Ketika semua hal dipertimbangkan, orang yang bermuka lebih menarik cenderung mendapatkan lebih banyak uang dan menaiki tangga karier yang lebih tinggi di perusahaan dibandingkan orang-orang yang dianggap tidak terlalu elok di mata.
Lebih gampang dapat teman bahkan di dunia maya.
Banyak orang yang pengen jadi teman lo dan gak berkeberatan buat jadi bagian dari hari-hari lo. Siapa sih yang gak pengen punya temen kece dan menarik?
Lebih banyak yang muji.
Namanya juga orang yang kece. Lo udah biasa dengan yang namanya pujian. Wajah dan bodi menarik selalu mengundang decak kagum, normal sih !
